Senin, 21 September 2015

...

Ketika terang datang, kau berlari. Ketika lampu padam, kau minta aku mencarimu. Aku tak melihat. Kau bilang rasakan, namun hadirmu tak terasa. Kekosonganku tak kau isi, tapi kau telah penuh. Dalam lamunanku, terukir guratan diwajahku. Penuh makna, namun aku tak mengerti. Bahagiamu membuat semua hilang, namun kesedihanmu membuat aku terisi. Tak sanggup tangan menggapai pundakmu, kau terlalu jauh. Diamku tak mengartikan apapun, aku hanya bingung. Waktu tak akan menunggu aku untuk mengerti. Hujan tetap turun, langit tetap biru, meskipun kaki ku tak dapat dilangkahkan. Kau bukan pelukis, sehingga tak mampu memperindah kanvas ini. Seaindainya kau mau, kanvas ini bukan millikmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar