Selasa, 12 Januari 2016

Tak Selesai

Ku lihat diriku seperti sedang menunggu bus, namun tak kunjung tiba. Padahal banyak bus lain yang berlalu lalang, namun aku tak berani menaikinya. Sampai akhirnya jam menunjukan keberanian untuk aku berkata sudah, namun diri ini merasa enggan beranjak. Aku masih merasa yakin bila bus ku belum lewat. Lampu jalan menyala otomatis, tanda matahari sudah diganti bulan. Namun aku belum mencoba menaiki bus lainnya. Bukan aku tak berani, hanya ku merasa bahwa aku tak akan nyaman disana. Memang sekilas setiap bus sama, namun tiap orang ingin suatu kenyamanan untuk perjalanannya. Mungkin debu debu sudah lelah menertawakan kebodohan ku yang tak ingin mencoba, atau knalpot - knalpot sudah malas untuk meneriaki aku, sehingga tak ada debu dan suara knalpot malam ini. Kau bingung? Ya aku pun tak tau mengapa aku begitu setia menunggu bus ku. Menatap pada satu arah, berharap dia masih ada untuk menerjang perjalananku. Apa yang dipikirkan jembatan penyebrangan tentang diriku? atau apa yang di lamunkan gedung gedung bertingkat tentang kebradaanku di bawahnya? Aku penasaran, akan kah mereka merasa risih atau tak perduli? atau mungkin mereka seperti debu dan knalpot tadi? Cerita ini tak akan selesai, karena aku pun tak tau ujungnya bagaimana. Dan malam kisah ini pun tak akan ku rampungkan sekarang, karna aku tak mengerti appakah aku harus diam atau ada bus lain yang akan datang memberi kenyamanan. Ya minimal seperti bus yang aku tunggu.